Syawal, Bulan Penuh Nikah

Alhamdulillah aku dapat kembali membaca Al-Quran hari ini, walaupun hanya sedikit. Aku merasa saat ini sulit sekali kembali âakrabâ dengan teman lamaku itu, teman bermainku saat aku kecil dulu. Hanya di bulan Ramadhanlah aku dapat âbercengkeramaâ dengannya hampir setiap hari, setelah shalat. Setelah hari raya Idul Fitri dan memasuki bulan-bulan selanjutnya, kami berdua kembali âasingâ. Tidak setiap hari kami dapat bertemu dan ângobrolâ. Ini semua akibat kesibukanku yang sungguh tidak berarti. Sering aku paksa diriku untuk mencoba menyapanya, hanya untuk mendapatkan kembali perhatiannya, karena terus terang aku tidak ingin kami berpisah. Aku tidak ingin âdiaâ meninggalkan dan mencampakkan aku. Aku sangat butuh bimbingannya saat aku merasa gundah dan kesepian. Maafkan aku ya Allah, ya Rabb. Jangan biarkan Al-Quran membenciku dan tidak peduli padaku.

Setelah tilawah beberapa ayat, aku duduk di depan monitor dan memainkan jemariku di atas tuts putih keyboardku. Mencoba menyusun skripsiku sebenarnya niat awalku. Namun saat aku membuka handphone-ku karena ada sms, aku melihat isi sms salah seorang temanku, perempuan, yang baru âputusâ dengan jejaka yang dicintainya. âIiih, dikandani koh ! Aku ora nangis mau kok. Nek ora percaya ya wislah Pinâ. Ia berceloteh panjang-lebar dan menjelaskan bahwa ia tidak lagi bersedih dan tidak menangis hari itu. Ia hanya menangis kemarin dan kemarinnya lagi. Namun, dengan melihat lebam di pelupuk matanya dan wajahnya yang cukup pucat, aku tidak dapat mempercayai ucapannya tadi.

Yang dapat aku bayangkan, kemungkinan besar ia menangis hampir tiga jam sekali dan kurang tidur. Bahkan sampai malam tadi sepertinya ia masih saja memandangi foto jejaka di dompetnya, dan sambil menangis bertanya pada foto itu, âMengapa kau lakukan ini padaku? Mengapa semua ini terjadi padaku?â. Ia baru bisa tidur saat jam menunjukkan angka 03.00. Kasihan sekali temanku ini. Cinta pertamanya kandas, hampir mirip denganku. Bedanya, aku tidak sempat mengalami kisah indah dan petualangan bersama sang idaman hati dalam sebuah komitmen âbodohâ dan konyol !!. Aku pikir komitmen tersebut akan lebih indah saat aku mengucapkan ikrar, âAku terima nikahnya â¦, dengan mas kawin â¦, dstâ. Aku akan menunggu saat itu tiba.

Duh, kok semakin tidak sesuai dengan judul ceritanya? Baik, kembali ke masalah nikah, sebuah kata yang tidak henti-hentinya âmampirâ ke telingaku beberapa minggu ini. Setelah mendapatkan fakta bahwa temanku, Eka Puspitasari, akan menikah dan melangsungkan resepsinya hari Minggu besok – 19 Oktober 2008, ternyata menyusul fakta baru lagi bahwa âmurabbiâku, Mas Bagas, temanku dalam mengkaji ilmu sekaligus tempatku berkeluh kesah dalam usaha menjaga iman dan hati, telah menikah Kamis kemarin, 9 Oktober 2008.

Aku diundang sebenarnya, tapi tidak bisa datang. Aku hanya bisa datang pada acara resepsi di tempat pihak laki-laki pada hari Minggu kemarin, 12 Oktober 2008, bersama beberapa temanku tentu saja. Saat melihat kedua pasangan bergandengan tangan menuju altar/mimbar untuk dapat dilihat oleh khalayak ramai, terbersit rasa âingin menikahâ seketika. Karena mereka terlihat begitu bahagia. Sambil tersenyum kecil mereka saling memandang satu sama lain. Setelah aku dan beberapa temanku menikmati hidangan yang disediakan, kami pamit pulang.

Karena disuruh foto-foto terlebih dahulu, mau tidak mau aku harus memasang wajah bahagia, walaupun sebenarnya hatiku berkecamuk mencoba menjawab pertanyaan, âKapan giliranku?â. Inilah alasan terbesarku mengapa aku sering âmenghindariâ untuk datang pada acara pernikahan. Aku merasa mudharatnya jauh lebih besar bagiku. Setelah beradu pipi kanan-pipi kiri, kami semua berpamitan, dan sesaat sebelum aku melangkahkan kaki, aku menatap wajah sang istri dan berpesan, âMba, tolong jaga Mas Bagaskuâ. Spontan wajah sang istri langsung merah-padam. Namun, seketika wajahnya kembali serius dan merasa mantap bak mendapatkan angin segar. Aku tahu amanahku ini akan dapat dilaksanakannya dengan baik. Aku mengkernyitkan dahi setelah kembali menengok wajah Mas Bagas. Terlihat wajah yang malu sekaligus bahagia. Sepertinya ia berkata dalam hati, âDasar bocah tengik !â, saat aku melangkahkan kaki keluar.

Beberapa hari setelah itu, aku shock !!. Aku mendengar kabar yang sangat tidak bisa aku percayai. Ternyata si Ali, teman satu halaqohku, juga telah menikah sehari setelah lebaran kemarin, 3 Oktober kemarin. Hanya saja resepsinya menyusul pada akhir November 2008 besok. Sepertinya ingin disesuaikan dengan syukuran wisudanya. Semoga Mas Bagas tidak âburu-buruâ menikah hanya tidak ingin kalah saing dengan âmuridânya sendiri. Aku benar-benar bingung melihat apa yang terjadi pada orang-orang di sekelilingku. Mengapa mereka semua sepertinya berlomba-lomba untuk melepas masa lajangnya? Apa enaknya menikah muda?

Karena penasaran dengan berita tadi, aku langsung menelepon si Ali ini. Setelah mengucapkan salam dan basa-basi sedikit, aku menanyakan kebenaran berita itu dan ia dengan nada bijak dan tenang menjelaskan semuanya. Beberapa ucapannya yang aku ingat, âIya akhi, aku udah nikah. Maaf ga undang-undang karena prosesnya begitu cepat, bahkan aku sendiri ga nyangka kok secepat ini. Taâarufnya mulai awal Ramadhan kemarin dan diputuskan tanggal 3 kemarin kami menikah. Mohon didoakan semoga kami menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Resepsinya akhir November ini, datang ya akh. Btw kapan nyusul?â. Glubrak !! STOP !!. Aku tidak ingin berangan-angan. Tunggu sampai aku berumur 25 tahun, baru bisa aku pikirkan.

Aku tidak pernah berpikir sampai saat ini untuk melakukan proses âtaâarufâ. Dengan memberikan biodata dan kriteria yang kita inginkan sebagai pasangan, akan muncul banyak sekali nama dan rekomendasi dari orang yang kita percayai tadi. Bahkan aku tidak menyangka kalau prosesnya bisa berjalan kurang dari satu bulan, seperti contoh konkret si Ali di atas. Namun setelah dipikir-pikir kembali, daripada waktu kita terbuang percuma hanya untuk mencari atau menunggu sang idaman hati, lebih baik menyerahkannya pada orang lain yang lebih berkompeten. Banyak kepala akan lebih baik daripada satu kepala. Duh, aku semakin bingung, apakah perlu aku melakukannya?

Saatnya bagian kesimpulan dan pendapat pribadi. Dari ketiga pernikahan di atas, kalau boleh memilih, aku hanya akan merestui Mas Bagas saja, karena sisanya tergolong nikah muda, maksudku di bawah 25 tahun. Sampai saat ini aku sangat tidak simpatik pada orang yang melakukan nikah muda ini. Mereka semua masih saja melakukan budaya nenek moyang yang menurutku membuat bangsa ini sulit berkembang. Dengan problematika yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, seharusnya rakyatnya bahu membahu untuk membangun dan menyelesaikan masalah bangsa yang ada, bukannya berlomba-lomba untuk menikah pada usai muda dan kemudian beranak pinak.

Ingatlah wahai sahabatku, bangsa Indonesia kita ini bangsa yang besar, kaya akan sumber daya alam. Bangsa ini memiliki padi terbaik, mangga termanis. Untuk itulah, saya Samsul Arifin, atas nama Asosiasi Pemuda Indonesia menghimbau kepada seluruh pemuda-pemudi Indonesia, janganlah terburu-buru untuk nikah muda. Berkaryalah terlebih dahulu dan bangunlah bangsa ini. Usaha membangun bangsa ini akan lebih mudah dengan status Anda yang belum berkeluarga karena pikiran Anda akan dapat lebih fokus dalam bekerja dan belum dibubuhi masalah rumah tangga. Hidup rakyat Indonesia !!

Sebelum mengakhiri tulisan ini, aku ingin meminta maaf pada Anda yang tidak berkenan dengan idealismeku di atas. Aku jadi teringat akan kalimat terakhir pamanku yang meninggal karena ditembak perampok, âPin, ingatlah. Semakin besar kekuatan, semakin besar pula kewajibanâ. Semakin kita tumbuh dewasa dan kuat, menurutku semakin besar pula kewajiban kita untuk membuat bangsa ini lebih baik dan tidak terpuruk seperti sekarang ini. Bangsa Indonesia ini bukan terpuruk karena miskin uang, tetapi karena miskin komitmen dari sebagian besar rakyatnya, komitmen dan rasa berkewajiban untuk bahu membahu membangun bangsa menuju kehidupan yang lebih baik.

Sudah cukup celoteh dan ocehanku tentang pernikahan dan nasib bangsaku saat ini. Mari kita tetap berbagi ide dan pengalaman. Apa saja. Nuwun.

Footer: dokumentasikanlah hidup Anda selalu.

Facebook Comments:

17 thoughts on “Syawal, Bulan Penuh Nikah

  1. BERLE BANGET pin,yakin. sumpah!! suara hati seorang samsul arifin parker yg gagal mdptkn -tiiit- jane,ha2! sing sabar pin…

    ” admin:
    waduh, ketahuan juga. baiklah, aku akan bersabar.;-)
    ini demi bangsa indonesia juga kok.

  2. wah.. Lebay abis << ada unsur balas dendam di dalamnya hahaha..

    hhmmmâ¦. Temen perempuanmu yg patah hati itu yg td di smsin ya? bukannya mereka serius dan sudah mau nikah? Kok putus yo? coba ntar malem aku telp deh, InsyaAllah⦠😀

    Nikah lagi nikah lagi dan masih dengan keberatan yang sama..
    bingung lah, semangat bae pin..semangatttttâ¦â¦â¦â¦â¦ !!!
    skripsi.. Skripsi⦠skripsiâ¦â¦..

    ” admin:
    waduh, masa lebay sih? weh, ga ada unsur balas dendam kok. serius !! iya sing nang sms. untuk lebih jelasnya kamu konfirmasi langsung aja is. ya wislah, semangat baen. skripsi !!

  3. a. Klo blm membutuhkan teman sejati (istri-red), ya jadikan Al Qur’an sbg temen sejati
    b. Klo niat/azzam, keimanan, bekal sdh ada, ya Go!Go!Go! namun,Ipin yg paling tau kondisi sendiri, Tafadhol. timbang efek baik-buruknya. Yg jelas, Alloh Berjanji Akan Menolong bagi 3 hamba-Nya,salah satunya hamba-Nya yg telah menikah. Jadi, ga masalah mo nikah saat umur brp to..?
    c.Hidup ini sebuah pilihan. ada Qodho’ dan ada Qodar, ada kepastian dari Alloh (Qodar), ada yg menggantung/Qodho’ (usaha+do’a-maksiat)
    d. baru tau aku klo ternyata orang yg tdk brgkt walimahan salah satunya krn takut mudhorot to..?padahal dlm hadits shohih disebutkan, brgsp diundang ke walimatul ‘ursy & tdk ada uzur syar’i, wajib baginya utk mendatanginya lho…
    Allohu a’lam..

    ” admin:
    a) sip, setuju mas. itu tujuanku menulis paragraf pertama.
    b) kalau sy boleh kasih saran, menikahlah pada umur 25 tahun/lebih. itu sunah rasul juga kan?
    c) kata iklan di tv, hidup adalah perbuatan. kata dewa di salah satu lagunya, hidup adalah perjuangan. banyak juga yang mengatakan hidup adalah misteri sekaligus anugerah. ternyata definisi hidup banyak sekali.
    d) no comment

  4. Wah, lagi2 muncul posting yg membahas masalah ini… bagiku x>25 atau x<25 gk terlalu menjadi masalah. Yang menjadi masalah itu skripsimu, kapan selesainya nih? Gitu aja koq repot… (GUSDUR MODE: ON)

    ” admin:
    waduh om zaki, jangan galak-galak begitu dong. insya Allah selesai kok. tinggal nyusun aja.

  5. Saya besar dalam ketakutan akan kehidupan dunia ini. Masa depan yang suram bagi generasi sekarang dan tentu saja generasi setelahnya. Saya akui manusia mempunyai nafsu, nafsu terhadap makanan, minuman, status sosial, kekayaan, dan nafsu terhadap lawan jenis. Saya pernah melihat artikel tentang anak jalanan yang dalam hidupnya penuh tantangan dalam pikirannya setelah dia agak besar tentu saja sudah tidak diterima lagi sebagai pengemis di jalan2, dia mau mencari pekerjaan setidaknya usaha kecil-kecilan/ asongan dan segera menikah. Mungkin umurnya di bawah 21 tahun sudah menikah.

    Dari situ timbul pertanyaan bukan? Secara wajar dan mayoritas, orang di jaman ini sudah menganut faham materialisme dimana Harun Yahya menyebutkan sebagai sumber kerusakan dimuka bumi atau bisa dikatakan dajal yang sesungguhnya. Materialisme menuhankan materi, bentuk konkritnya sangat banyak diantaranya kapitalisme, riba, hedonisme, ateis, dll yang mungkin belum ada namanya seperti candu2 dunia yang melebihi rasionalitasnya sebagai makhluk Tuhan dimana manusia diperintahkan untuk melihat tanda-tanda alam dan bertindak meresponnya secara rasional dalam rangka imanNya
    terhadap Tuhan.

    Yang ga belajar di sekolah di jaman ini berprinsip, siapa kuat dia menang dan juga hari gini kita harus waspada terhadap semua orang. Yang sekolah paling ga, udah pernah belajar evolusi dimana seleksi alam akan ada disetiap bidang. Paling ga melihat realitas dan belajar hal itu kita secara bawah sadar mengakui paham materialisme dalam bentuknya masing-masing orang berbeda. Padahal menurut saya kita tidak harus berkompetisi, kita bisa bersama-sama bekerja di bidang masing-masing dan saling berbagi, masak ada orang yang punya harta trilyunan ga bisa berbagi buat kebersamaan. Masih ada yang kelaparan.

    Sayangnya sosialisme hanya masih berlaku bagi orang pedalaman, dan sosialisme telah runtuh karena secara alami manusia itu rakus (menurut Quran) suka merusak, suka berpecahbelah. (tolong cariin referensi Qurannya sendiri) ketika dia semakin berkembang. Sedang paham materialisme barat lebih berkembang karena sejalan dengan sikap dasar manusia. Mengenai pernikahan, saya yang termasuk takut untuk menikah, paling untuk yang satu itu saya butuh, takutnya terutama takut punya anak. Apakah anak hanya menambah-nambahi bumi ini saja sebagai orang biasa alih-alih merusak (jangan salah sebagai ekonom ribawi juga merusak bumi) seperti bapaknya ini. Tapi saya pikir NAbi menikah juga, padahal secara ghaib masa depan sudah diberi tahu oleh Allah mengenai kerusakan di muka bumi ini.

    Kenapa ada anak yang terlantar? Apakah masalahnya Bapak Ibunya sudah terjebak materialisme/ keduniaan terus bekerja dalam kemiskinan. Apakah masyarakat lebih memilih memiliki anak sendiri dan membersarkannya dalam bayang-bayang anaknya akan sukses dunia atau tidak. Saya menghimbau agar pernikahan muda ditunda dimana masih ada jalan untuk menghandle kebutuhan biologis yang satu itu. Kalau setelah menikah ada nafsu untuk melihat anak sendiri tumbuh besar dan sukses dunia dan tentu saja sukses akhirat walau abstrak. Paling enggak kayak Nabi, ada perintah untuk menyayangi anak yatim. Anak sendiri merupakan kesenangan orang tua alih-alih bilang amanah, bolehlah punya satu atau dua tapi kita galakan faktor pengali âsatu anak sendiri, dua anak yatim atau anak terlantarâ.

    Tidak ada yang bisa menghalangi laju pertumbuhan manusia yang begitu besar tidak sebanding dengan kekayaan alamnya. Paling enggaâ mereduksi beban masyarakat yang sudah terlanjur mempunyai anak tapi tak bisa mengurus. Jadi inget main Age of Empire, Kalau kita mainnya semuanya temen/ally trus enggaâ rakus cukuplah masayarak pekerjanya 10 hidup aman, damai membangun dengan resouce pohon-pohonan yang masih bisa tumbuh lagi. Karena nafsu manusialah baik yang alami maupun bisa dihandel dengan pengetahuan kita bikin orang sebanyaknya pekerja menebang, menambang sampai resource habis lalu habis untuk perang yang menghabiskan semua yang diusahakan selama itu.

    Paling enggaâ itu harapan saya di masa depan. Saya minta doanya kepada semua teman-teman untuk mendoakan teman saya Raji beserta orang tuanya yang membantu ratusan ribu rupiah setiap bulan dengan ikhlas sehingga saya masih bisa kuliah di sini dengan cukup tenang hati. Doakan juga kita bisa seperti mereka yang rela berbagi ketika kita nanti sudah berpenghasilan dan berumahtangga.

    ” admin:
    subhanallah. panjang sekali. bisa dijadikan bahan tulisan berikutnya ini. terima kasih mas erlangga atas argumennya. semoga Allah selalu menjagamu. sukses sekalu untukmu.

  6. yups, sepakat! btw, katanya saling mendoakan, trus doa om ipin seperti apa?

    ” admin:
    sepakat juga om. doaku, semoga rata-rata umur menikah di negara ini adalah 25 tahun, yang artinya angka nikah muda menurun. harapannya semua elemen pembangun bangsa, khususnya dapat lebih memiliki waktu dan lebih fokus dalam membangun bangsa ini.

    doaku juga, semoga bangsa ini senantiasa damai, adil, makmur, sejahtera, tingkat melek huruf dan internet tinggi, infrastruktur membaik dari hari ke hari, dan semoga selalu dalam lindungan ALLAH SWT.

  7. kalo doaku..semoga kamu cepat lulus pin…

    ” admin:
    terimakasih win atas doanya. aku berdoa atas kesuksesanmu. semoga kau memiliki andil besar dalam membangun bangsa ini. jangan nikah muda ya win. hee.

  8. amin..sukses buat kalian semua ya…nikah muda??hahahaha…tanggal baik sih udah direncanakan pin..ni tak kasih contohnya :
    09 – 09 -2009 , 10 – 10 – 2010, 08 – 09 – 2010, dll
    tapi calonnya yang belum ada..hahahahaha

    ” admin:
    amin. semoga doamu dikabulkan oleh-NYA. kamu sudah punya tanggal baik tapi belum punya calon, sedangkan aku, sudah punya calon tapi belum punya tanggal baik. kamu mau tak carikan ga win? kamu susah kalau cari sendiri deh kayaknya. hehe.

  9. sudah punya calon?? yakin pin…hahahaha…calon ditolak ya pin,hehehehe……..g mau ah pin kamu cari’in, la wong kamu aja g dapet2 kok…hahahaha

    ” admin:
    ya ampun, winky ini, apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu percaya? baiklah win, akan aku buktikn padamu!! kau akan menyesal nanti.

  10. apa yang mau dibuktikan pin??membuktikan bahwa kamu besok bakal menikah umur 25 sesuai targetmu???…ah, sudahlah pin, g ada yang bisa dibanggakan dari hal seperti itu…sudah baca postingan mas tetet yang tebaru blm yang ini. itu pin,orang Indonesia umur 25 sudah jadi profesor, itu baru hal yang bisa dibanggakan…

    ” admin:
    wah, mas winky ini sudah keterlaluan. memang kau sudah berbuat apa untuk bangsa ini hah? aku memang belum bisa berbuat apa-apa untuk bangsa ini, tapi setidaknya ada niatan untuk ikut berperan membangun negaraku. yang pasti, aku juga bangga jadi orang INDONESIA !!

  11. Hmmm..harumnya sebuah idealis..Kutunggu karyamu..Btw, pesan pamanmu itu kok kyk pesannya pamannya peter parker di Spiderman waktu mau meninggal..

    ” admin:
    baiklah, insya Allah aku akan berkarya. mohon doanya desy. kamu juga ya. jangan nikah muda lo. jangan kaya teman-teman SMA kita yang udah nikah sekarang. he3x.

  12. pin…..cita2 ku besok….ga punya antena tv…tv nya tv kabel aja jadi nontonyaa cnn biar tau berita….saluran olahraga buat bojoku…ftv buat aku…..ama saluran khusus anak2, ok kan? ndak anakku rusak mentalnya je….kalo kbanyakan nonton tv indonesia… ..programnya bikin emosi….

    ” admin:
    nah, aku setuju denganmu min. tindakan nyata kuwe. konkret banget. aku suka idemu. nek isa tek tiru lah. tapi kuwe nek bojoku juga setuju. he3x. siip min. pokoke ide bagus lah.

  13. kok ini artikel sama komentar, lebih banyak komentarnya sih?

    ” admin:
    waduh, kok iya ya? aku juga ga tau mas arif, kalau kejadiannya akan seperti ini. mungkin sudah takdir. kita tidak dapat merubah yang sudah terjadi kan? [opo iki?]

  14. yeee…jadi chatting deh…ini forum komentar oi!

    ” admin:
    biar sajalah wisna. yang sudah terjadi biarlah terjadi. topik ‘menikah’ itu memang sangat menarik untuk dibicarakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *