Malaysia oh Malaysia

aku2

Baru saja aku mendapatkan email dari Om Rudi. Di situ ia memberikan link berita tentang adanya [lagi] “usaha” klaim negara Malaysia atas kebudayaan Indonesia. “Oh My God”, itu adalah kalimatku yang muncul dalam hati sesaat setelah membaca tulisan tersebut. Darahku mendidih dan rasa nasionalismeku bangkit. Geram rasanya melihat bangsa yang katanya mengaku “saudara” bangsa Indonesia ini. Bahkan aku sempat berpikir, bagaimana membuat negeri jiran ini jera atas tindakan semena-menanya ini.

Mungkin ada baiknya Anda juga membaca tulisan tersebut. Aku ingin tahu apakah Anda juga geram dan marah atau tidak.

Saatnya Indonesia Melawan Klaim Budaya oleh Asing

Indonesia sudah saatnya melakukan perlawanan terhadap bangsa asing yang begitu saja mencaplok karya seni atau warisan budaya nusantara. “Sudah begitu banyak warisan budaya yang diklaim milik bangsa asing. Terakhir, Tari Pendet milik leluhur orang Bali diakui kepunyaan Malaysia,” kata Ida Ayu Agung Mas, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD-RI), ketika dihubungi di Denpasar, Senin.

Ia mengungkapkan, bukan untuk pertama kalinya Malaysia “menggaet” karya seni dan warisan budaya milik bangsa Indonesia. “Beberapa tari dan lagu rakyat yang lain seperti Reog Ponorogo, lagu Rasa Sangange, atau bahkan motif batik khas Indonesia dan senjata pusaka keris, telah diakui sebagai milik atau warisan budaya dari negeri jiran itu,” katanya.

Mengingat hal tersebut, lanjut dia, kini sudah saatnya berbagai komponen bangsa yang didukung pemerintah untuk secara tegas melakukan perlawanan. “Kita harus melawan kesewenang-wenangan orang lain yang mencoba meraup berbagai kekayaan dan warisan budaya yang kita miliki,” katanya menandaskan.

Senada dengan anggota DPD asal Bali itu, kelompok seminan Pulau Dewata mendesak pemerintah untuk dapat memperjuangkan dan mempertahankan Tari Pendet sebagai salah satu warisan dan kekayaan milik bangsa Indonesia. I Nyoman Gunarsa, maestro seni rupa yang kerap menggelar karyanya ke mancanegara, meminta pemerintah untuk bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan “kembalinya” sejumlah karya seni dan warisan budaya ke pangkuan Ibu Pertiwi.

“Kami harapkan, pemerihtah dapat secepatnya mengembalikan karya budaya bangsa Indonesia yang sempat `digaet` bangsa lain seperti Malaysia,” katanya menjelaskan. Agung Mas menyebutkan, pihaknya akan secepatnya menyampaikan aspirasi para seniman Bali itu kepada pemerintah untuk dapat ditindaklanjuti, sehingga bangsa ini tidak lagi kehilangan harta kekayaan yang tidak ternilai harganya.

Malaysia lewat siaran iklan “Visit Malaysia Year” terkesan mengklaim Tari Pendet atau tari selamat datang yang biasa disuguhkan masyarakat Bali kepada para tamu penting yang datang ke Pulau Dewata. Tari Pendet yang dibawakan wanita berbusana adat Bali ditayangkan berkali-kali dalam iklan Visit Malaysia Year pada beberapa stasiun televisi di dalam dan luar negeri.

Gurubesar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Wayan Dibia MA menyatakan, berdasarkan pengamatan pihaknya, penari yang ditayangkan dalam iklan tersebut adalah orang Bali. “Dua penari yang tampil merupakan alumnus ISI Denpasar yang bernama Lusia dan Wiwik. Sementara pengambilan gambarnya dilakukan Bali Record sekitar dua hingga tiga tahun lalu,” ujar Prof Dibia, menandaskan.

Melihat itu, kepada pemerintah ia menyerukan protesnya agar dapat mempertahankan produk kesenian yang ada untuk kembali didata dan didaftarkan, sehingga tidak mudah diklaim oleh negara lain. “Tari Pendet merupakan bagian dari warisan budaya kita, yang mana dalam tarian tersebut menampilkan nilai-nilai seni dan simbol-simbol budaya yang hanya dimiliki oleh tradisi budaya Hindu-Bali,” katanya.

from: antaranews.com

“Tindakan” Malaysia ini akhirnya mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan di negeri ini. Protes dikeluarkan, orasi pun dilakukan. Aku rasa Malaysia memang pantas mendapatkan ini. Sudah saatnya Indonesia bersuara, dan berani memprotes atas tindakan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh bangsa lain, manapun itu, termasuk Malaysia.

Kalau Anda ingin tahu protes yang dilakukan oleh salah satu elemen bangsa ini, Anda bisa baca tulisan berikut. Rasakan jiwa nasionalisme Anda bangkit dan biarkan meledak dalam diri Anda.

Puluhan Mahasiswa ISI Denpasar Protes Malaysia

aku2

Puluhan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Provinsi Bali, Selasa berunjukrasa memprotes penayangan Tari Pendet Bali dalam materi iklan promosi pariwisata Malaysia. Mereka berunjukrasa di halaman kampus setempat dengan menyampaikan pernyataan sikap bahwa segenap komponen ISI Denpasar dan para seniman Bali memprotes keras klaim Malaysia tersebut.

“Sebagai insan seni kami tidak bisa tinggal diam, ini adalah bentuk protes terhadap Malaysia dan sekaligus mendukung langkah-langkah yang ditempuh Pemerintah Provinsi Bali dalam menyikapi tindakan Malaysia yang tidak terpuji itu,” kata Koordinator Lapangan aksi I Ketut Gede Agus Adi Saputra. Para peserta unjuk rasa juga membentangkan spanduk bertuliskan kecaman terhadap Malaysia, misalnya “Kembalikan Baliku”, “Kembalikan Tariku”. Mereka juga menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Guru Besar ISI Denpasar prof Dr I Wayan Dibia mengatakan tindakan yang mengambil seni budaya Indonesia itu merupakan pelanggaran hukum, dan karena itu ia meminta Malaysia untuk segera meminta maaf secara resmi kepada Indonesia. Apabila Pemerintah Malaysia meminta izin kepada Pemerintah Indonesia untuk menggunakan seni budaya tersebut, tidak akan jadi masalah. Tapi dalam kasus ini, hal tersebut tidak dilakukan.

Selain melakukan orasi, dalam unjuk rasa tersebut juga digelar Tari Pendet yang ditarikan mahasiswa ISI Denpasar Sumaryasih dan juga pentas yang menggambarkan Tari Pendet yang diklaim Malaysia, namun mampu dipertahankan Indonesia berkat perjuangan yang gigih. Aksi serupa juga digelar Aliansi Hindu Muda Indonesia Bali di depan patung Catur Muka, Denpasar dengan menyampaikan sikap menentang keras klaim Malaysia tersebut.

“Kami meminta kepada Pemerintah Malaysia segera meminta maaf secara resmi kepada Bangsa Indonesia dan mengklarifikasi tayangan iklan promosi tersebut,” ujar koordinator aksi Pande Putu Palgunadi.

from: antaranews.com

Akhirnya aku sedikit lega setelah ada salah satu elemen bangsa ini yang berani bertindan sangat tegas kepada negeri jiran ini. Salah satu kampus negeri di Semarang ini dengan penuh percaya diri menolak mahasiswa yang berasal dari Malaysia. Hal ini dilakukan sebagi bentuk rasa nasionalisme mereka, sebagai bentuk protes kepada Malaysia atas tindakan semena-mena mereka. Adakah universitas lain yang berani meniru langkah konkret ini? UGM, UI, ITB, dan universitas-universitas lain di Indonesia ini, apakah akan segera mengikuti langkah tegas untuk menunjukkan rasa nasionalisme bangsa ini? Kita lihat saja nanti.

Mungkin ada baiknya Anda membaca tulisan mengenai “tindakan” UNDIP ini, agar Anda tahu bahwa ada banyak langkah yang bisa dilakukan untuk memprotes negara lain yang dirasa telah “menghina” bangsa kita ini: INDONESIA.

Undip Tolak Mahasiswa Malaysia

Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dalam penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2009-2010, tidak lagi menerima mahasiswa yang berasal dari Malaysia. “Kami melakukan itu sebagai wujud nyata dalam mengekspresikan rasa nasionalisme,” kata Rektor Undip Prof. Susilo Wibowo usai upacara penerimaan mahasiswa baru di kampus Undip Tembalang, Semarang, Selasa. Menurut dia, selama ini Malaysia sering tidak menghargai harkat dan martabat bangsa Indonesia lewat berbagai cara, termasuk klaim Malaysia atas berbagai kebudayaan yang berasal dari Indonesia.

Disinggung tentang kerja sama yang sering dilakukan Undip dengan perguruan tinggi di Negeri Jiran tersebut, ia mengatakan, untuk kerja sama memang masih ada yang dilakukan. Namun, kata dia, kerja sama tersebut dilakukan untuk menyerap ilmu dan teknologi yang dimiliki untuk dimanfaatkan dan dikembangkan di Indonesia, berbeda dengan penerimaan mahasiswa.

Karena itu, untuk penerimaan mahasiswa yang berasal dari Malaysia, pihaknya memutuskan untuk tidak melakukannya lagi, setidaknya dapat dilihat dalam penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini. Sementara itu, Kepala Humas Undip, Agus Naryoso juga membenarkan hal tersebut.

“Dulu, mahasiswa Malaysia banyak yang belajar di FK Undip, namun untuk saat ini sudah tidak ada lagi mahasiswa baru dari Malaysia,” katanya. “Kalau mahasiswa Malaysia yang sudah masuk sebelum tahun ini memang masih ada, dan mereka tetap diberi kesempatan untuk menyelesaikannya, namun mahasiswa baru tidak ada lagi,” kata Agus.

Ia mengatakan, Undip pada tahun ajaran ini menerima sebanyak 9.151 mahasiswa baru, terdiri dari program doktor sebanyak 175 orang, magister sebanyak 1.298 orang, spesialis sebanyak 1.154 orang, dan profesi 222 orang. “Jumlah terbesar mahasiswa baru adalah di program sarjana sebanyak 6.087 orang, dan diploma berjumlah 1.215 orang,” katanya.

Menurut dia, untuk penerimaan mahasiswa tahun ini, Undip telah menyiapkan beberapa sarana dan prasarana yang menunjang, di antaranya rumah susun sederhana sewa (rusunawa). “Rusunawa tersebut terdiri dari empat unit dan setiap unit mampu menampung sekitar 252 orang, sehingga total mahasiswa yang akan tertampung berjumlah 1.008 orang,” katanya.

Selain itu, kata dia, para mahasiswa baru tersebut akan memeroleh jaminan kesehatan yang lebih baik dengan dibangunnya rumah sakit pendidikan, serta bendungan di kampus Tembalang yang juga dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi. “Tahun ini, Undip juga direncanakan menjadi kampus terpadu dengan berpindahnya Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Fakultas Ilmu Budaya yang semula di Pleburan ke Tembalang,” katanya.

from: antaranews.com

Ya Allah, lindungilah negaraku ini, Indonesiaku ini. Oh bangsaku, Indonesiaku, bersatulah. Mari kita bersama-sama membangun negeri ini dan berjuang mengusir segala bentuk penjajahan bangsa lain, apapun itu, kapanpun itu, di manapun itu. Dirgahayu Indonesiaku, merdekalah selalu. Aku bangga menjadi salah satu bagian kecil dari dirimu.

Footer: dokumentasikanlah hidup Anda selalu.

Facebook Comments:

8 thoughts on “Malaysia oh Malaysia

  1. Tp tes dl ni: sblm baca e-mail tsb,msh ingat ga pendet t dr mana? Klo kt g inget, y pantas j pendet bs kesalip malaysia..

    ” admin:
    coba kau juga jawab ini dulu, Ka: asal ayahnya kakek/nenekmu itu dari mana?
    bukankah ini analogi yang mirip? jadi, kalaupun ga ingat sama sekali, asal sudah menjadi bagian keluarga, maka harus dipertahankan? jangan sampai diakui oleh orang lain.

  2. Nah ini dia yg ditunggu. Kamu nggak seneng kalau Malaysia “mencuri” kebudayaan kita. Tapi apa kamu mengapresiasi kebudayaan kita? Misal, soal tari-tarian apa kamu setuju dgn hal-hal yang mengumbar aurat, hmmm?

    ” admin:
    aku setuju, wisna. Tari Pendet itu kan berasal dari Bali, dan bukankah itu identik dengan agama Hindu? asalkan ini untuk kepentingan nasional dan berhubungan dengan khalayak ramai, aku setuju kok. 😛

  3. Biasa aja ah…. Wajar aja ah…. Lha gimana kita mau klaim budaya asli Indonesia kalau tidak ada yang melestarikan. iya to?

    ” admin:
    lha kok kayaknya njenengan pesimis gitu to, mas? njenengan ikhlas ya?

  4. Ini jadi pelajaran berharga bagi kita. Kita harus menjaga apa yang kita miliki. Kalau tidak ya diaku sama orang lain. Semoga pemerintah kita sekarang mempunyai kekuatan diplomasi yang cukup. Berdoa saja.

    ” admin:
    iya bud, mari kita berdoa agar bangsa kita ini selalu berhasil mendapatkan haknya.

  5. Waduhhhh,, truzz gimana nasib mahasiswa Indonesia yang ada d Malaysia??? Kalo mahasiswa Malaysia j d begituin ma Indonesia,,,aksi bolehlah aksi tapi tetep… perlu di kaji,,,hati-hati…. hati-hati provokasi….geram geram dengan Malaysia…jangan jangan besok aqu lagi yang d klaim Malaysia…

    ” admin:
    semoga Malaysia dan Indonesia benar2 bisa menjadi saudara. yang bisa saling menghormati dan tidak main klaim seenaknya sendiri.

  6. Kalo saya boleh berkomentar sih, protes itu boleh tapi jangan anarkis…Lebih penting untuk melihat bagaimana kita menyikapi budaya daerah kita dulu..:)

    Kita perlu tanya ke anak-anak muda kita, lebih suka menari breakdance atau Pendet? Kalau mereka bilang lebih suka menari breakdance, ya jangan kaget dan kelewat marah kalau tari itu diklaim pihak asing 🙂

    ” admin:
    waduh, kok njenengan juga terkesan pasrah begini to, mas? jangan gitu dong ah.

  7. Malaiysia……bisa kog diplesetkan menjadi Malingsia, artinya Maling dan Sia, maling sia..sia maling..yach, dan akhirnya maling yang sia-sia..hahaha….

    ” admin:
    semoga ini ga berlebihan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *