Gambar di atas adalah icon yang menjadi salah satu grup di facebook. Aku suka sekali kalimat “Bukan Rasisme, ini Nasionalisme!” yang ada di gambar tersebut. Beberapa hari ini hatiku dibuat uring-uringan oleh negara tetangga yang katanya mengaku saudara serumpun dengan Indonesia: Malaysia. Berita terakhir yang aku dengar adalah diakuinya Tari Pendet yang berasal dari Bali itu oleh negeri jiran itu, setelah sebelumnya mereka berulah kembali dengan mengklaim Ambalat sebagai bagian dari negara mereka. Entah kekacauan apalagi yang hendak mereka buat, aku hanya ingin melihatnya dari sini, dan tertawa kecil kalau dirasa perlu.
Kemudian kalau aku mereview kembali tentang kejadian pemboman di salah satu hotel besar di Jakarta beberapa waktu lalu yang “diprakarsai” oleh Noordin M Top, yang ternyata juga orang Malaysia, membuatku berpikir, “Apakah Malaysia memang ingin menghancurkan Indonesia dari berbagai sisi, internal maupun eksternal?”.Anda juga pasti akan sedikit tercengang setelah melihat data-data di bawah ini, yang berisi belasan kebudayaan milik bangsa kita, Indonesia, yang telah diklaim oleh Malaysia. Benar-benar geram aku dibuat oleh negeri jiran ini.
Data Klaim Negara Lain Atas Budaya Indonesia
Berikut ini adalah daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain:
- Batik dari Jawa oleh Adidas
- Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
- Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
- Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
- Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
- Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
- Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
- Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
- Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
- Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
- Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
- Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
- Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
- Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
- Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
- Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
- Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
- Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
- Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
- Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
- Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
- Kain Ulos oleh Malaysia
- Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
from: budaya-indonesia.org
Bagaimana, apakah Anda juga bisa merasakan geram yang aku rasakan? Semoga iya. Aku juga sangat salut atas sikap tegas rektor Universitas Dipenogoro-Semarang, yang menolah mahasiswa asal Malaysia mulai tahun 2009 ini. Aku hanya berharap bahwa universitas-universitas besar lain yang ada di negeri ini juga mengambil langkah tegas kepada negeri jiran ini, sebagai bukti nyata kecintaannya pada tanah air: Indonesia.
Dengan beberapa latar belakang itu, aku mengikuti dua forum diskusi yang ada di facebook: MALAYSIA TRULY MALING ASIA dan We Hate Malaysia. Tujuanku hanyalah ingin mengetahui isu-isu yang berkembang mengenai konfrontasi Indonesia-Malaysia ini, tidak lebih. Selain itu, juga ikut mengajak Anda untuk bergabung di dalamnya.
Perhatian untuk semua Anggota Group
01. Jangan menggunakan kata-kata kasar/SARA didalam wall atau topik diskusi.
02. Laporkan Topik Diskusi yang keluar dari pembahasan ttg “Malingsial” seperti iklan, DLL.
03. Diharapkan bersikap kritis dalam menanggapi Diskusi.
04. Buatlah Topik Baru yang ORISINIL tulisan anda, BUKAN HASIL COPAS.
05. Jika ingin membuat “Topic Baru”, buat Judul yg menarik, Case Sensitive yang benar dgn ISI yang BERBOBOT serta Fokus pada masalah Klaim Budaya (dll) Indonesia oleh Malaysia.
Ah sudahlah, waktuku tidak akan pernah cukup sepertinya kalau hanya digunakan untuk memikirkan kalimat, “Malaysia, ada apa denganmu?”. Indonesiaku, bersatulah, aku bangga menjadi wargamu.
Selama pemuda pemudi Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membuat selembar kain putih menjadi merah & putih, maka selama itu tidak akan kami mau menyerah kepada siapapun juga.
Semoga kita bisa tetep objektif menanggapi klaim-klaim yang dianggap kurang masuk akal oleh pihak asing atas budaya dan semua yang berhubungan dengan Indonesia. Pertahankan apa yang memang menjadi milik bangsa Indonesia..
Aku suka kalimat terakhir mu pin,
” admin:
iya, kita harus bisa mempertahankan apa yang menjadi milik bangsa Indonesia. itu bukan kalimatku kok, itu ada di grupnya…
Ini peringatan buat kita, warga negara Indonesia, untuk lebih memperhatikan budaya bangsa kita sendiri. Mulai sekarang kurangi deh itu pengaruh budaya modern n agama yang sering menutup panca indera kebudayaan kita. Klo buat dirimu sendiri Pin, apa kamu sudah melestarikan budaya Kebumen? Jangan-jangan kamu malah menyerahkan urusan itu ke orang lain?
” admin:
iya, ini peringatan untuk kita semua. duh, aku belum bisa berbuat apa2 untuk Kebumenku je. lha kau sendiri gimana wis? apakah sudah merasa sudah melestarikan budaya jogjakarta?
kalau aku sih berusaha untuk selalu hadir di pergelaran kebudayaan yang ada di kota Jogja, bisa diperoleh infonya dari website http://pariwisata.jogja.go.id/. Aku juga berusaha untuk mencantumkan artikel mengenai pargelaran kebudayaan yang aku hadiri di blogku. Memang usaha ini tidak seberapa tapi setidaknya memberikan informasi ke dunia luar bahwa Jogja punya budaya yang perlu diapresiasi. Hmmm…alasan kenapa bangsa kita sepertinya tidak peduli akan budayanya sendiri, sepertinya bisa jadi bahan di blogku.
” admin:
usahamu ini sungguh berarti kok, wisna. aku bahkan merasa kalau denganmu dalam hal ini. berkaryalah selalu, wisna. sukses selalu untukmu.
needed here.
” admin:
OK!
Nice post,thanks for sharing,very useful
Visit Us