Lagi, Alhamdulillah

aku2

Alhamdulillah akhirnya aku memiliki kesempatan untuk menulis kembali di sini. Aku yakin Anda juga sedikit merindukan kisah hidupku yang bisa dijadikan sebagai sebuah minuman ringan saat Anda haus di dunia maya ini. Maafkan aku jika Anda merasa mual saat ini. 😆

Ohya, Alhamdulillah aku sudah lulus kuliah. Dengan penuh perjuangan, sedikit perdebatan dengan dosen pembimbing dan penguji tesis, aku bisa mendapatkan predikat lulus dari kampusku. Walaupun tidak bisa mengikuti wisuda karena harus memilih izin untuk menikah, aku tidak kecewa kok. Mungkin Anda perlu tahu bahwa seharusnya aku wisuda tanggal 26 Oktober, tetapi aku juga harus menikah tanggal 22 Oktober, jadi karena belum ada sebulan kerja mau tidak mau aku harus lebih mengutamakan pernikahanku daripada wisuda tersebut. Aku rasa Anda mendukungku dalam hal ini. 😆

Setelah satu bulan lebih bekerja di sini, aku sudah agak kerasan, mendapatkan cukup banyak teman kerja yang baik, dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan kerja dan mulai menikmati apa yang menjadi tanggung jawabku di sini: mengajar. Ya, menjadi dosen di lingkungan kampus baru ini mewajibkan aku mengajar kelas matrikulasi yang kurang lebih satu tahun lama. Anda mungkin bertanya, mengapa perlu waktu satu tahun untuk matrikulasi? Jawabannya adalah tidak lain karena input dari calon mahasiswa di sini adalah sangat berbeda dari calon mahasiswa kebanyakan.

Anda mungkin masih agak bingung dengan apa yang aku bicarakan di sini. Aku yakin Anda jarang membayangkan bagaimana kondisi pendidikan di wiliayah Indonesia bagian timur secara umum. Bahkan aku yakin Anda juga tidak pernah tahu bahwa banyak siswa SMA lulusan sana memang mendapatkan ijasah tetapi kalau disuruh menghitung 8×8, 9×7, 120+219 dan 512:32 akan membutuhkan waktu lebih dari 5 menit. Itulah fakta yang aku hadapi saat ini, itulah cermin dari kondisi pendidikan negeri kita bagian timur saat ini. Aku dan banyak orang di sini dibayar mahal untuk menceraskan mereka, membuat mereka menyadari akan pentingnya arti pendidikan dan kemudian memulangkan mereka untuk menjadi guru dan mengajar di daerah asal masing-masing, sama-sama berjuang seperti kami di sini: mencerdaskan kehidupan bangsa kita ini. Mungkin sedikit berlebihan dengan kalimat terakhir yang aku tulis tersebut, tetapi aku bangga dengan pekerjaanku sekarang ini. 😀

aku2

Ohya, saat ini aku sudah tidak sendiri lagi, aku sudah menikah tanggal 22 Oktober kemarin. Hampir satu bulan usia pernikahanku tetapi anehnya aku masih saja sering lupa bahwa aku sudah punya istri di rumah. Saat ini aku merasa sangat bahagia. Bagaimana tidak, untuk masalah makan aku tidak perlu khawatir lagi karena sudah ada yang memasak, dan rasanya enak lagi. Untuk masalah tidur aku tidak perlu lagi melamun saat menjelang tidur dan bangun tidur karena sudah ada teman ngobrol pada rutinitas harian itu. Boleh dikatakan bahwa saat ini aku selalu punya tempat untuk bermanja-manja. 😆

Saat ini ditulis, aku tinggal di daerah Bintaro, dekat kampus STAN. Anda mungkin akan menggeleng-gelengkan kepala saat mendengar ini. Seringkali aku meneteskan air mata saat aku mengendarai sepeda motorku saat berangkat ke tempat aku bekerja atau saat pulang ke rumah. Aku masih saja belum bisa melupakan saat-saat dimana aku tinggal di Jogja, pulang-pergi Kebumen-Jogja nglaju memakai sepeda motor bututku ini, melenggang di jalan Daendels dengan kecepetan penuh hampir sebulan sekali, dan masih banyak lagi. Aku hanya bisa meneteskan air mata saat merindukan momen-momen itu. Maaf jika terdengar agak berlebihan bagi Anda.

Di kota ini, hidupku hampir sebagian besar habis di luar rumah. Mungkin jika Anda pernah tinggal di Jakarta dan sekitarnya sudah tidak asing dengan pola kehidupan seperti ini. Jam 6 atau 7 sudah harus berangkat dari rumah menuju tempat kerja, jam 4 atau 5 baru keluar dari tempat kerja dan jam 6 atau 7 malam baru sampai rumah. Dari hari Senin sampai Jumat, selalu seperti ini. Jadi bisa dikatakan bahwa rumah hanyalah tempat untuk tidur saat lelah melakukan rutinitas pekerjaan tiap harinya. Namun banyak orang yang menjalani kehidupan seperti ini, karena memang harga yang didapat cukup sebanding. Aku yakin orang-orang yang menghabiskan waktunya di kantor tempat bekerja dan di jalan itu dibayar mahal untuk pekerjaannya, mendapatkan penghasilan yang lebih dari cukup, bahkan mungkin bisa dua atau tiga kali lipat jika dibandingkan dengan kota asal. “Jakarta dan daerah sekitarnya memang macet, tapi bikin kangen, kangen sama uangnya”, itulah kalimat yang pernah meluncur dari salah seorang teman kantorku, yang bisa membuatku sedikit tersenyum dan lebih bersemangat lagi. 😀

Wow, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 06.15. Sudah saatnya aku bersiap-siap berangkat menuju tempat kerja, bertemu kembali dengan mahasiswa-mahasiswaku dan berkutat dengan spidol, penghapus dan white board. Baiklah, mari kita bersemangat kerja, aku ingin menjadi dosen yang baik, menjadi guru yang baik, menjadi warga negara yang baik. Aku suka sekali dengan kalimat ini, “a GREAT teacher begins with a GOOD teacher”, yang selalu menjadi pedoman bagi tenaga pengajar yang berada di kampus tempat aku bekerja ini. Bismillah. 🙂

Maaf jika ada kalimat yang tidak berkenan ya, sahabat. Mari kita senantiasa berbagi cerita dan pengalaman, apa saja. Nuwun.

Footer: dokumentasikanlah hidup Anda selalu.

Facebook Comments:

One thought on “Lagi, Alhamdulillah

  1. Selamat berbahagia untuk Ipin dan Reni, semoga pernikahan kalian penuh dg barokah, menjadi keluarga yg sakinah mawaddah warahmah, aamin. Maaf kemarin tidak bisa datang karena ada jadwal ngajar… 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *